Jumat, 17 Juli 2020

Manusia dan Penderitaan


Penderitaan

Penderitaan atau rasa sakit dalam arti luas, dapat menjadi pengalaman ketidaknyamanan dan kebencian terkait dengan persepsi bahaya atau ancaman bahaya di suatu individu. Penderitaan adalah elemen dasar yang membentuk valensi negatif dari afektif fenomena. Kebalikan dari penderitaan adalah kesenangan atau kebahagiaan.


Contoh tentang Penderitaan

1. Nasib Buruk

Penderitaan ini karenakan perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan alam sekitarnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir adalah jika takdir di tentukan oleh tuhan sedangkan nasib buruk penyebabnya karena ulah manusia itu sendiri.

2. Kehilangan Orang Tua

Setiap manusia pasti mencintai orang tuanya dan memiliki hubungan yang erat dengan keluarganya. Penderitaan ini adalah yang paling sering kita jumpa dan sangat sedih tentunya. Tapi kesedihan penderitaan ini tidak berlarut larut karena semua manusia yang hidup pasti akan kembali kepada Tuhan yang maha esa.

3. Kemiskinan

Banyak orang yang mederita karena kemiskinan, merasa tidak pernah cukup dengan apa yang telah ia punya sehingga mengakibatkan seseorang merasa menderita karena tidak bisa memiliki sesuatu yang ia inginkan. Ini dikarenakan kurangnya rasa syukur manusia atas apa yang telah di berikan oleh tuhan.

4. Bencana

Tidak ada seorang pun yang dapat menghindari bencana yang tuhan berikan. Bencana bisa kapan saja datang dan menimpa siapa saja bahkan seringkali mengakibatkan kehilangan anggota keluarga. Trauma batin yang diakibatkan karena bencana juga sulit di sembuhkan.





Siksaan

Siksaan/Penyiksaan digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, sadisme, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan.

Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah. Sepanjang sejarah, siksaan telah juga digunakan sebagai cara untuk memaksakan pindah agama atau cuci otak politik.


Phobia

Phobia adalah ketakutan yang terus-menerus, berlebihan, tidak realistis terhadap suatu objek, orang, hewan, aktivitas, atau situasi. Kondisi ini adalah salah satu jenis gangguan kecemasan. Tidak seperti rasa cemas biasa yang bersifat sementara, Phobia adalah kondisi permanen, yang menyebabkan reaksi fisik dan stres psikologis. 

Kondisi ini dapat memengaruhi kemampuan bekerja atau dalam lingkungan sosial normal. Seseorang dengan fobia mencoba menghindari hal yang memicu rasa takut atau menahannya dengan kecemasan yang besar.


Tiga siksaan yang sifatnya Psikis

1. Kebimbangan

Dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Akibat dari kebimbangan, seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan akan lama dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan. Tetapi bagi orang yang kuat berpikirnya ia akan cepat mengambil suatu keputuan, sehingga kebimbangan akan cepat dapat diatasi.

2. Kesepian

Merupakan rasa sepi dalam dirinya atau jiwanya, walaupun ia dalam lingkungan orang ramai. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dialami seseorang. Seperti halnya kebimbangan, kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jangan terus menerus merasakan penderitaan batin, sebagai homo socius, seseorang perlu kawan, maka untuk mengalahkan rasa kesepian orang perlu cepat mencari kawan yang dapat diajak untuk berkomunikasi.

Pada umumnya orang yang dapat dijadikan kawan duka adalah orang yang dapat mengerti dan menghayati kesepian yang dialami oleh sahabatnya itu, selain mencari kawan, seseorang juga perlu mengisi waktunya dengan suatu kesibukan, khususnya yang dapat bersifat fisik, sehingga rasa kesepian tidak memperoleh tempat dan waktu dlm dirinya.

3. Ketakutan

Bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Seperti pada kesepian, ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis.


Penyebab seseorang merasa ketakutan

1. Claustrophobia dan Agoraphobia

Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup.
Agoraphobia adalah rasa takut yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka.

2. Gamang

Ketakutan bila seseorang di tampat yang tinggi. Hal itu disebabkan karena ia takut akibat berada di tempat yang yang tinggi, misalnya seseoarang harus melewati jermbatan yang sempit, sedangkan dibawahnya air yang mengalir, atau seseoprang takut meniti dinding tembok dibawahnya.

3. Kegelapan

Suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempatyang gelap. Sebab dalam pikirannya dalam kegelapan demikian akan muncul sesuatu yang ditakuti, misalnya setan, pencuri, orang yang demikian menghendaki agar ruangan tempat tidur selalu dinyalakan lampu yang terang .

4. Kesakitan

Ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami seseoarng yang takut diinjeksi, ia sudah berteriak-teriak sebelum jarum injeksi ditusukkan kedalam tubuhnya, hal itu disebabkan karena dalam pikirannya semuanya akan menimbulkan kesakitan

5. Kegagalan

Disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan. Seseorang yang patah hati tidak mudah untuk bercinta lagi, karena takut dalam percintaan berikutnya juga akan terjadi kegagalan, trauma yang pernah dialaminya telah menjadikan dirinya ketakutan kalau sampai terulang lagi.


Kekalutan Mental

Kekalutan Mental adalah sebuah penyakit kejiwaan yang akut, terbatas pada waktu tertentu, dan muncul dalam bentuk depresi yang dipicu oleh stres, kecemasan, atau disosiasi dalam diri seseorang yang sebelumnya belum mengalami gangguan, sehingga mereka tak dapat lagi melakukan kegiatan sehari-hari hingga gangguan ini hilang.

Gejala-gejala seseorang mengalami kekalutan mental

- Secara jasmani
Ditandai merasakan pusing-pusing, sesak napas, demam dan nyeri pada lambung.

- Secara jiwanya
Sering merasakan cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, dan mudah marah.


Tahap-tahap gangguan kejiwaan


1. Fase Prodromal

Pada fase ini belum ada gejala spesififik gangguan jiwa, seperti halusinasi atau waham. Gejala yang muncul biasanya berupa kecemasan, kesulitan mengambil keputusan, isolasi social, kesulitan konsentrasi dan kesulitan focus perhatian. Fase prodromal mulai timbul 1-2 tahun sebelum gejala skizofrenia muncul. Fase ini, penderita jarang dapat terdiagnosa sehingga terapi jarang dapat diberikan. Bila penderita mendapat pendampingan psikososial, maka proses gangguan jiwa dapat dihentikan sehingga tidak berlanjut ke fase akut/ krisis.

2. Fase Krisis/Akut

Penderita biasanya dibawa ke rumah sakit jiwa atau berobat jalan. Biasanya penderita akan mendapatkan pengobatan berupa obat anti gangguan jiwa. pada fase ini, bilapenderita mendapatkan dukungan lingkungan fisik (nyaman, tenang, asri) dan sosial yang mendukung (bersahabat, ramah, tanpa kekerasan/ pemaksaan, tanpa ancaman, dll), maka penderita akan dapat cepat kembali ke kondisi yang tenang atau stabil.

3. Fase Stabil/Tenang

Maka peranan intervensi psikososial semakin penting. Dalam tahap ini, penderita perlu mulai ditingkatkan ketahanan jiwanya (resilience), pola pikir dan perilaku yang kurang sehat mulai perlu diluruskan kembali. Penderita juga perlu diajari cara untuk mencegah kekambuhan dimasa depan. Dalam fase ini, permasalahan mendasar yang dihadapi penderita gangguan jiwa perlu mulai dicari pemecahan atau jalan keluarnya.

4. Fase Pemulihan

Penderita perlu dibantu untuk dapat kembali bekerja/ sekolah/ kuliah sesuai dengan keinginannya, dibantu agar dapat mendapatkan tempat tinggal (bersama keluarga atau di tempat lain), mulai terlibat dalam kegiatan ke masyarakatan.


Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental

Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna. Terjadinya konflik sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dan yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi. Cara pematangan bathin yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial; overacting sebagai overkompensasi dan tampak emosional.

Proses-proses kekalutan mental

1. Positif

Trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, ataupun melakukan kegitan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan.

2. Negatif

Trauma yang dialami diperlannkan atau diperturutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi,yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan

Hubungan antara penderitaan dan perjuangan

Setiap manusia pasti akan mengalami penderitaan, baik yang berat maupun yang ringan. Penderitaan adalah Ujian kehidupan manusia yang bersifat kodrati(berasal dari tuhan). Karena tergantung kepada manusia itu sendiri bisa menyelesaikan masalah itu semaksimal mungkin atau tidak. Manusia dalah makhluk berbudaya, dengan budaya itulah ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam hidupnya atau yang dialaminya. Hal ini bisa mebuat manusia lebih kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau berada di sekitarnya.

Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi takdir dari manusia itu sendiri, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, tetapi juga harus merasakan penderitaan. Manusia juga harus optimis tiap mengalami penderitaan tersebut karena penderitaan adalah ujian dari Tuhan Yang Maha Esa.Kita dapat mencoba menghilangkan penderitaan kita dengan cara berjuang yaitu dengan terus berusaha merubahnya.Memang penderitaan merupakan ketentuan dari tuhan yang maha esa tetapi kita dapat mencoba merubahnya apabila kita terus berusaha dan juga berdoa untuk merubahnya.Contohnya adalah saat seseorang yang harus reala mengalami kebutaan dia dapat berusaha untuk dapat melakukan aktivitasnya walaupun dia buta dengan cara berlatih dan tidak lupa untuk berdoa.


Hubungan antara penderitaan, media massa dan seniman

Penderitaan pastilah semua orang pernah merasakannya .Namunsemakin maju suatu zaman maka kemungkinan penderitaannya juga akan semakin besar.Kemajuan teknologi juga merupakan salah satu factor penyebabnya yaitu seperti Penciptaan bom atom, reaktor nuklir, pabrik senjata, peluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang terjadinya penderitaan manusia.Contoh sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusai adalah kecelakaan, bencana alam dan lain-lain. Contohnya tenggelamnya kapal laut, meletusnya gunue berapi, tsunami dan sebagainya bisa membuat manusia menderita karena bencana tersebut.

Berita mengenai penderitaan manusia ramai mengisi lembaran koran, layar kaca dan berbagai media informasi lainnya.Berita-berita tersebut ditayangkan dengan tujuan agar semua orang mendapatkan informasi tentang dunia luar dan dapat ikut bersimpati. Dengan demikian diharapkan dapat menggugah hati manusia untuk bebuat sesuatu yaitu seperti memberikan bantuan.Bantuan yang dating bisa secara perseorangan atau kelompok atau bisa juga dari sebuah organisasi tertentu.

Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan kepada masyarkan luas. Dengan demikian masyarakat dapat dengan segera manusia dapat menentukan sikap yaitu untuk bersimpati atau tidak.Selain itu komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya juga tidak kalah pentingnya, sehingga para pembaca, penonton dapat menkhayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.


Sebab-sebab timbulnya penderitaan

1. Tidak terima atas apa yang terjadi

Tidak ada seorang pun, sekuat apapun ia, yang mampu menolak takdir Allah Swt. Jika Allah berkehendak maka pasti terjadi. Ketika kotoran burung menimpa rambut kita, mungkin kita akan menggerutu, mengeluh, tak terima atas kejadian itu. Padahal terima atau tidak terima, peristiwanya sudah terjadi. Maka, sikap terbaik adalah menerima saja, sembari melanjutkan dengan ikhtiar membersihkannya.

Rasulullah Saw bersabda, "..Maka barangsiapa yang ridho (pada Allah), maka baginya keridhoan (dari Allah)." (HR. Tirmidzi)

2. Buruk Sangka

Penderitaan juga muncul karena buruk sangka kepada Allah Swt. Ia mengira bahwa Allah tidak menyayanginya, tidak peduli kepadanya, tidak mendengar doa-doanya. Kejadian yang tidak sesuai keinginannya ia jadikan alasan untuk menduga bahwa Allah tidak menolongnya. Padahal, setiap ujian hidup itu adalah bukti bahwa Allah memperhatikannya.

Dalam sebuah hadits qudsi Allah Swt berfirman, "Aku sesuai persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku." (HR. Bukhori dan Muslim)

Imam Hasan Al Bashri menerangkan, "Ketahuilah bahwa perbuatan manusia tergantung pada prasangka mereka kepada Robb-nya. Adapun orang mukmin dia akan membaguskan amalnya. Adapun orang kafir dan munafik, dia berprasangka buruk kepada Robb-nya, maka mereka buruk dalam amalnya."

3. Kurang Syukur

Ingat perumpamaan jerawat dan hidung. Ada orang yang muncul jerawat di hidungnya, kemudian dia mengeluhkan jerawat itu. Padahal, jika dia mau melihat lebih luas, mestinya dia bersyukur bahwa jerawatnya tidak sebesar hidungnya dan bahwa masih banyak bagian di mukanya yang bersih dari jerawat. Ia akan menderita jika hanya fokus pada satu jerawatnya saja.






Pengaruh yang akan terjadi pada seseorang jika mengalami penderitaan

Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia atau tidak bahagia. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan itu adalah hanya sebagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah.

Apabila sikap negative dan sikap positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya. Penilaiannya itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.





Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

latihan koefisien jaccard

 1. Jika diketahui A={1,2,3,4} dan B ={1,2,4} dan C = {1,2,4,5}, berapakah Jaccard (A,B), Jaccard (B,C) dan Jaccard (A,C) 2. Berikutnya untu...